Media Sebagai Panglima
Artikel
yang berjudul “Media Sebagai Panglima” ditulis oleh seorang penulis yang cukup
terkenal yang bernama Seno Gumira Ajidarma. Artikel ini merupakan salah satu
karyanya yang ditulis pada hari Selasa, 4 Juli 2014 dan bertempat di Kebon
Jeruk Jakarta.
Tujuan
beliau menulis artikel ini yaitu untuk mengkritik kepada para awak media yang
tidak lagi bersifat netral, melainkan digunakan sebagai alat untuk kepentingan
sendiri atau suatu kelompok tertentu, terutama untuk para awak media pada saat
sekarang ini. Beliau menginginkan media yang bersifat netral seperti cita-cita
kelahiran media, karena media adalah konstruksi kenyataan dengan pencapaian
yang sangat berdaya, sehingga nyaris merupakan ilusi kenyataan yang sempurna.
Netral tidaknya media tidak melekat dan tidak terdapat pada media itu sendiri,
melainkan media yang sesuai dengan produksi wacana. Dalam penyampaian media
yang terjadi saat ini kurang sesuai atau bahkan tidak sesuai dengan fakta dan
merugikan khalayak umum dan kelompok-kelompok tertentu.
Dalam artikel ini terdapat beberapa fakta
unik, diantaranya: para wartawan yang mengikuti arus, terjebak oleh mitos bahwa
suatu berita seharusnya bersifat netral, berita hanya terakali dan
termanfaatkan sebagai corong propaganda kaum politisi yang licin, promosi
gratis para cukong, khotbah nabi-nabi gadungan, kilah aparatur negara, dan
pembenaran diri golongan militer yang mentalitasnya setara dengan preman.
Selain itu fakta unik lainnya yaitu bahwa para wartawan bukanlah wartawan, melainkan
sekedar instrument media yang bekerja sebagai robot, menjadi mesin bahasa
canggih bagi kegagapan para pemikir medioker, dan memberi sumbangan besar atas
ke-serba-sesat-an pemberitaan.
Setelah membaca artikel ini
seharusnya masyarakat atau khalayak umum dapat membedakan media mana yang dapat
di percaya dan media mana yang hanya memanipulasi. Karena sudah sangat jelas
sekali bahwa kebanyakan media sekarang hanya mencari keuntungan pribadi atau
kelompok dan karena terbawa arus pemberitaan maka banyak para wartawan yang
menyesatkan. Disini, masyarakat atau khalayak umum diharapkan agar dapat
memilah media yang dapat dipercaya sehingga tidak tertipu dengan media yang
hanya mencari keuntungan semata.
Penggunaan bahasa yang
digunakan dalam artikel ini banyak mengandung bahasa yang sulit dimengerti,
karena penggunaan bahasa yang mengakibatkan masyarakat tidak dapat memahami apa
yang dijelaskan dalam artikel ini.