Selasa, 14 Oktober 2014

Media Sebagai Panglima



Media Sebagai Panglima
Artikel yang berjudul “Media Sebagai Panglima” ditulis oleh seorang penulis yang cukup terkenal yang bernama Seno Gumira Ajidarma. Artikel ini merupakan salah satu karyanya yang ditulis pada hari Selasa, 4 Juli 2014 dan bertempat di Kebon Jeruk Jakarta.
Tujuan beliau menulis artikel ini yaitu untuk mengkritik kepada para awak media yang tidak lagi bersifat netral, melainkan digunakan sebagai alat untuk kepentingan sendiri atau suatu kelompok tertentu, terutama untuk para awak media pada saat sekarang ini. Beliau menginginkan media yang bersifat netral seperti cita-cita kelahiran media, karena media adalah konstruksi kenyataan dengan pencapaian yang sangat berdaya, sehingga nyaris merupakan ilusi kenyataan yang sempurna. Netral tidaknya media tidak melekat dan tidak terdapat pada media itu sendiri, melainkan media yang sesuai dengan produksi wacana. Dalam penyampaian media yang terjadi saat ini kurang sesuai atau bahkan tidak sesuai dengan fakta dan merugikan khalayak umum dan kelompok-kelompok tertentu.
Dalam artikel ini terdapat beberapa fakta unik, diantaranya: para wartawan yang mengikuti arus, terjebak oleh mitos bahwa suatu berita seharusnya bersifat netral, berita hanya terakali dan termanfaatkan sebagai corong propaganda kaum politisi yang licin, promosi gratis para cukong, khotbah nabi-nabi gadungan, kilah aparatur negara, dan pembenaran diri golongan militer yang mentalitasnya setara dengan preman. Selain itu fakta unik lainnya yaitu bahwa para wartawan bukanlah wartawan, melainkan sekedar instrument media yang bekerja sebagai robot, menjadi mesin bahasa canggih bagi kegagapan para pemikir medioker, dan memberi sumbangan besar atas ke-serba-sesat-an pemberitaan.
Setelah membaca artikel ini seharusnya masyarakat atau khalayak umum dapat membedakan media mana yang dapat di percaya dan media mana yang hanya memanipulasi. Karena sudah sangat jelas sekali bahwa kebanyakan media sekarang hanya mencari keuntungan pribadi atau kelompok dan karena terbawa arus pemberitaan maka banyak para wartawan yang menyesatkan. Disini, masyarakat atau khalayak umum diharapkan agar dapat memilah media yang dapat dipercaya sehingga tidak tertipu dengan media yang hanya mencari keuntungan semata.
Penggunaan bahasa yang digunakan dalam artikel ini banyak mengandung bahasa yang sulit dimengerti, karena penggunaan bahasa yang mengakibatkan masyarakat tidak dapat memahami apa yang dijelaskan dalam artikel ini.