Selasa, 23 September 2014

Crying in the rain !!

Ini lho yang kata anak-anak sekarang namanya "galau" dibawa coret-coret kertas. coba dibaca dulu :)

Kekecewaanku !

Apa??
Apa yang harus kutulis?!
Apa yang harus aku tuahkan?!
Apa lagi yang harus aku perbuat?!
Apa harus aku berlari dan berteriak?!
Entahlah...

Aku lelah...
Aku tak cukup kuat untuk ini
Aku bukan sailormoon yang seperti jagoan
Aku juga bukan tembok Cina yang begitu kuat
Hehh, sudahlah...

Kamu...
Kamu yang goreskan kenangan indah itu
Kamu yang selalu menjadi semangatku
Kamu juga yang menjadi tawaku
Tapi kenapa? Kenapa kamu juga yang mengecewakanku?!
Baiklah...


Cerita Lamaku :)




Berawal dari aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Entah itu hanya kagum atau mungkin lebih, aku melihat sosok pendiam dari ujung jalan yang tengah aku lalui. Dia, sosok teman yang kini hanya menjadi masa lalu dan bahkan tidak pernah lagi ada cerita baru tentangnya. Semua berlalu begitu saja hingga akhitnya aku tak tau lagi, ke arah mana dia melangkah sekarang. Perpisahan yang menjadi judul baru di dalam hari-hariku sekarang. Perpisahan ini terjadi karena ada pihak lain yang menginginkannya lebih dari sekedar teman, hari demi hari terus berlalu, tapi semakin hari semakin ia menjauh dan bahkan tak terlihat lagi punggung yang selama ini aku lihat dari kejauhan. Pertemuan, tidak pernah terlitas untuk kami bisa bertemu layaknya pertemanan yang kerap dialami oleh teman-temanku yang lain, komunikasi melalui telepon genggamlah pertemanan kita yang kita jalani selama lebih dari tujuh tahun. Walaupun kami sering bertemu atau berpapasan dijalan, tetapi tak seuntai senyumpun melingkar dibibir kami. "bukan siapa-siapa" itulah yang terlintas dibenak kami masing-masing, tapi anehnya, kami bisa mengobrol panjang lebar hingga berjam-jam ditelefon tanpa memikirkan ingin membicarakan apalagi. Cerita itu terus berlanjut hingga aku lulus Sekolah Menengah dan sekarang kami sudah benar-benar hilang kontak dan sama sekali tidak pernah ada kabar mengenai dia. Semua berakhir ketika terakhir kali dia menanyakan kabar tentangku dan tak lama setelah itu, dia pergi dengan wanita lain yang mungkin teman atau pacar barunya. Tapi untuk sekarang aku hampir terbiasa tanpa hadirnya dia dalam hari-hariku lagi. Kebahagiaannyalah yang terpenting untuk sekarang ini. Membuat orang lain bahagia karena kita lebih baik, daripada membuat orang lain menderita karena  mementingkan kehendak kita  sendiri.